Tanda Anak Siap Memasuki Preschool

Memperkenalkan preschool / sekolah kepada anak di usia yang masih balita tak bisa dikatakan mudah. Mempersiapkan anak ke sebuah preschool bisa dilakukan ketika anak memang sudah siap menjalani pendidikan sekolah pertamanya. Ada beberapa kesiapan anak yang bisa Anda pertimbangkan untuk memasukkannya ke sebuah preschool.

Memasukkan anak pada sebuah preshool, atau sering pula disebut pendidikan prasekolah terkadang membuat orangtua sedikit cemas. Apalagi jika ibu, sebagai orangtuanya adalah wanita karier yang tak bisa menungguinya di sekolah.

Sementara anak-anak lain seusianya yang didampingi ibunya kapan saja bisa diantar dan ditunggui ibunya saat bersekolah nanti. Hal ini sebenarnya tak perlu menjadi kekhawatiran yang berlebihan.

Terkadang, ibu juga bingung mengenai kapankah usia anak paling tepat dimasukkan ke sebuah preschool? Jangan-jangan anak masih terlalu kecil untuk dimasukkan ke preschool lalu ibu ragu atau karena alasan lainnya, misalnya nanti kalau rewel, khawatir kalau membuatnya bosan, dan sebagainya. Hal ini tak jarang membuat ibu deg-degan di awal-awal anak masuk preschool. Preschool dalam kajian ilmu PAUD dimaksudkan untuk anak usia 3-6 tahun.

Namun, sebenarnya, ada banyak preschool yang kini tak mengharuskan usia anak untuk mulai memasukinya. Anda sebagai orangtualah yang bisa mengetahui kesiapan anak untuk masuk ke sebuah preschool ini.

Ibu tak perlu ragu untuk memasukkan anak ke sebuah preschool karena besar manfaatnya untuk perkembangan anak. Dalam sebuah studi yang dilakukan Cornege Foundation, didapati bahwa anak yang mengikuti pendidikan usia dini, akan memiliki kemampuan yang lebih menonjol apabila dibandingkan dengan murid lain yang tidak mengikutinya. Selain itu, besar kemungkinan anak akan mendapatkan keberhasilan pada pendidikan yang lebih tinggi di masa mendatang.

Memang, saat ini tidak ada ketentuan ibu harus memasukkan anak ibu ke preschool atau tidak. Ibu sebagai orangtua bisa mempertimbangkan mana yang terbaik untuk anak-anaknya. Semua anak memiliki keunikan sendiri-sendiri, pendidikan akan memberikan stimulasi positif untuk perkembangannya. Tak hanya di usianya sekarang, tapi hingga ia dewasa nanti.

Apabila ibu masih ragu dengan kesiapan anak untuk masuk preschool, pendapat Patricia Henderson Shim, asisten direktur Barnard College Center for Toddler Development di New York, AS mengenai faktor-faktor penting menyangkut kesiapan anak sebelum memasukkannya ke preschool bisa dijadikan referensi. Yuk disimak!

  1. Anak sudah cukup mandiri
    Pada beberapa preschool biasanya menanyakan hal-hal yang sudah bisa dilakukan sendiri oleh anak dalam mengurus dirinya, di antaranya apakah dia sudah bisa buang air kecil sendiri, makan sendiri, cuci tangan sendiri, hingga tidur sendirian tanpa orangtuanya.
  2. Anak sudah bisa ditinggal jauh dari Anda
    Jika anak terbiasa diasuh oleh pengasuhnya saat Anda tinggalkan dan dia baik-baik saja, tidak akan merepotkan saat dimasukkan ke preschool. Ia tidak akan merengek berpisah dengan orangtuanya saat belajar di sekolah. Beberapa preschool juga membolehkan orangtuanya untuk menemani anaknya satu hingga dua jam di hari-hari permulaan sampai ia terbiasa dengan sekolahnya.
  3. Anak sudah bisa menyelesaikan pekerjaannya sendiri
    Ketika anak sudah bisa melakukan sendiri dan berkonsentrasi pada pekerjaannya, misalnya menyelesaikan puzzle ia sudah siap masuk preschool. Namun, jika masih harus dibantu, Anda bisa mengajaknya bermain, misalnya menggambar dan mewarnai dan beri kesempatan padanya untuk menyelesaikan, sementara Anda akan melihat hasilnya nanti.
  4. Anak sudah bisa bermain kelompok
    Kegiatan di preschool kebanyakan dilakukan bersama-sama atau berkelompok. Jika anak ibu masih malu atau takut, bisa dibiasakan dengan mengajaknya ke tempat umum, seperti mal.
  5. Anak terbiasa dengan rutinitas
    Di preschool kegiatan anak biasanya sudah rutin dan terjadwal, yakni waktu bermain di kelas, waktu makan snack, waktu makan siang, hingga waktu bermain di luar ruangan. Anak harus bisa terbiasa dengan kegiatan terjadwal yang rutin ini. Untuk membiasakannya, di rumah ibu bisa memberikan jadwal kapan harus sarapan, kapan harus tidur, kapan harus bermain di taman misalnya.
  6. Anak memiliki stamina fisik yang bagus
    Preschool ada yang setengah hari ada pula yang fullday. Namun, meskipun setengah hari, aktivitas anak akan cukup sibuk. Dalam hal ini, Anda bisa memperhatikan apakah anak mudah bosan. Selain itu, jadwal tidur anak bisa saja terganggu karena di preschool, tidur siang dilakukan usai makan siang. Selanjutnya, kesiapan anak masuk preschool juga bisa dilihat dari aktivitasnya setelah bangun pagi. Jika ia masih senang bermain setelah bangun pagi, kemungkinan anak belum siap masuk preschool. Supaya staminanya bagus saat bersekolah, pastikan ia cukup istirahat di malam harinya. Anda juga bisa memilih program preschool setengah hari untuk membuatnya terbiasa terlebih dulu.
  7. Tujuan Anda memasukkannya ke preschool
    Apa tujuan Anda memasukkan anak ke preschool? Jika karena Anda membutuhkan waktu untuk diri sendiri hal ini perlu dipikirkan kembali. Siapa tahu anak belum siap bersekolah. Namun, jika anak ternyata ingin tahu hal-hal baru dan bersemangat untuk mengeksplorasinya, ingin bersosialisasi dengan teman-temannya, serta di rumah tidak memberikan stimulasi yang cukup baginya, sangat tepat memasukkannya ke preschool.

Source : https://goo.gl/iiCWkb

No Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

To Top